Upwelling merupakan proses
penaikan massa air dari dasar ke permukaan laut. Gerakan air ini membawa air
yang memiliki suhu yang lebih dingin, salinitas yang tinggi serta zat-zat hara
yang kaya seperti fosfat dan nitrat ke permukaan (Nontji, 2007; Thurman, 2004).
Mekanisme terjadinya upwelling ini
sendiri disebabkan oleh angin yang dapat memicu terbentuknya arus. Akibat
adanya efek coriolis maupun ekman spiral menyebabkan terjadi pembelokan massa
air (arus). Arus yang terbentuk mendorong massa air permukaan dan mengakibatkan
kekosongan di bagian atas (permukaan), akibatnya air yang berasal dari dasar
menggantikan kekosongan tersebut. Oleh karena air yang berasal dari lapisan
yang lebih dalam (dasar) memiliki suhu yang lebih rendah, maka suhu permukaan
laut di lokasi upwelling menjadi
lebih dingin dibandingkan daerah sekitarnya. Berikut di tampilkan beberapa
mekanisme terjadinya upwelling
(Gambar 1).
Gambar 1. Mekanisme terjadinya upwelling (Thurman, 2004).
Upwelling juga dapat diakibatkan oleh angin yang terjadi di lepas pantai
yang bergerak tegak lurus terhadap garis pantai, bentuk topografi dasar laut,
dan bentuk garis pantai yang membelok tajam (Gambar 2).
Gambar 2. Tipe lain upwelling yang
diakibatkan oleh. (a). angin lepas pantai; (b). Topografi dasar laut; (c). Bentuk
garis pantai yang berkelok (Thurman, 2004).
Di Indonesia terdapat beberapa lokasi yang merupakan daerah upwelling, salah satunya Selatan Jawa
hingga Sumbawa. Upwelling di lokasi
ini diakibatkan oleh pada lepas pantai selatan Jawa terdapat arus besar yang
bernama Arus Katulistiwa Selatan yang umumnya mengalir ke barat. Selain itu,
pada musim timur, di atas perairan ini berhembus kuat angin tenggara yang
membuat arus besar ini semakin melebar ke utara di sepanjang pantai selatan
Jawa hingga Sumbawa, yang membelok ke arah barat daya. Karena arus ini membawa
air permukaan ke luar menjauhi pantai, maka akan terjadi kekosongan yang
menyebabkan naiknya air dari dasar perairan. Upwelling di daerah ini dimulai sekitar bulan Mei sampai September
(Nontji, 2007).
Referensi
Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Hal. 53-58.
Thurman, H., A. P. Trujillo. 2004. Introductory
Oceanography 10th. Pearson Education. New Jersey (USA). Hal. 241-243.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar